Perum Bulog memastikan harga beras turun di 197 Kota/kabupaten, namun harga beras mengalami kenaikan di 62 kota/kabupaten. Hasil itu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Minggu III Bulan Oktober 2025.
Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan Bulog siap menggelar pasar murah sebagai upaya intervensi harga. Intervensi harga beras dilakukan di wilayah dengan harga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Wilayah dengan harga diatas HET di enam provinsi utama seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Timur. Bulog juga akan mendistribusikan beras dalam program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di wilayah yang harga beras terpantau naik.
“Bulog terus melakukan operasi pasar dan distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP di daerah yang terpantau naik. Kami juga berkoordinasi untuk memastikan masyarakat mendapatkan beras berkualitas dengan harga terjangkau sesuai HET,” kata Ahmad Rizal dalam keterangan tertulis yang diterima rri.co.id, Sabtu (25/10/2025).
Tim Satgas Pengendalian Harga Beras melakukan pantauan dan pengawasan di 132 titik lokasi pada 90 kabupaten/kota di 20 provinsi. Pantauan beras medium di 13 provinsi menunjukkan 41 Kota kabupaten dengan kategori harga beras masih di bawah HET.
Adapun harga beras premium di 13 provinsi, 36 kabupaten/kota, harga beras di bawah HET. “Daerah-daerah dengan kenaikan harga tipis di atas HET, jadi prioritas intervensi dengan distribusi stok tambahan Bulog serta pengawasan intensif lintas sektor,” ujarnya.
Adapun penyaluran beras SPHP sesuai zonasi HET yang ditetapkan oleh Bapanas, yakni Zona 1 dengan Rp12.500/kg. Zona 1 meliputi Jawa, Bali, Lampung, Sumsel, NTB, Sulawesi.
Zona 2 dengan harga Rp13.100/kg meliputi Sumatera selain Lampung dan Sumsel, Kalimantan, NTT. Selanjutnya Zona 3, Rp13.500/kg meliputi Maluku dan Papua.