Dorong Inklusi Ekonomi Digital Indonesia Denna QRIS Lintas Negara

Dorong Inklusi Ekonomi Digital Indonesia Denna QRIS Lintas Negara

Jakarta: Ekonom digital Izzudin Faras menilai langkah Indonesia memperluas penggunaan QRIS lintas negara sebagai kebijakan strategis. Ia berpendapat, digitalisasi pembayaran regional menjadi tonggak penting menuju integrasi ekonomi digital Asia Tenggara yang lebih efisien.

“QRIS bukan sekadar inovasi transaksi, tetapi simbol kesiapan Indonesia memasuki ekosistem ekonomi digital global,” kata Izzudin dalam perbincangan dengan Pro 3 RRI, Sabtu (19/10/2025).

Ia menegaskan bahwa penerapan QRIS lintas negara memperkuat efisiensi transaksi wisatawan dan pelaku usaha mikro. Menurutnya, konektivitas pembayaran digital antarnegara mempercepat sirkulasi uang dan memperluas akses pasar bagi UMKM di kawasan.

“Wisatawan kini cukup memindai kode QR, tanpa perlu menukar mata uang asing di negara tujuan,” ucapnya.

Lebih lanjut, Izzudin mengungkapkan bahwa keberhasilan sistem lintas batas ini tak lepas dari koordinasi antara Bank Sentral di kawasan ASEAN. Ia menyebut otoritas keuangan negara anggota memiliki tanggung jawab dalam memastikan harmonisasi protokol keamanan dan regulasi transaksi digital.

“Standarisasi kebijakan seperti know your customer dan antipencucian uang perlu dijaga agar sistem tetap kredibel,” ujar Izzudin.

Ia menuturkan bahwa ekspansi QRIS telah membawa dampak langsung bagi penguatan ekonomi nasional melalui peningkatan konsumsi dan transaksi digital. Menurut dia, kolaborasi antarnegara turut memperkuat posisi rupiah, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap dolar dalam perdagangan regional.

Selain itu, Izzudin juga memandang QRIS sebagai simbol kemandirian ekonomi digital Indonesia yang berpotensi menjadi model di kawasan ASEAN. Ia berpesan agar literasi keuangan masyarakat dan pelaku usaha terus ditingkatkan agar sistem ini optimal digunakan.

“Teknologi hanya akan bermanfaat bila masyarakat memahami cara aman dan bijak dalam menggunakannya,” kata Izzudin mengakhiri perbincangan.