Menkomdigi Optimistis AI Dorong Penciptaan 90 Juta Pekerjaan Baru di Indonesia

Menkomdigi Optimistis AI Dorong Penciptaan 90 Juta Pekerjaan Baru di Indonesia

Jakarta: Pemanfaatan dari perkembangan teknologi kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence/AI) membuka peluang besar terhadap pekerjaan baru di Indonesia. Hal itu diungkapkan Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid. 

Meski demikian diungkapkannya, AI berpotensi menggantikan sekitar 85 juta pekerjaan di Tahun 2025. Namun di sisi lain dikatakan Meutya, pemanfaatan AI juga berpeluang membuka 90 juta pekerjaan baru. 

“Dikabarkan kecerdasan artifisial akan menggantikan sekitar 85 juta pekerjaan pada tahun 2025. Namun, pada saat yang bersamaan, AI juga berpotensi menciptakan 90 juta pekerjaan baru di berbagai bidang,” kata Meutya dalam keterangan resminya, Jakarta, Sabtu (25/10/2025). 

Menkomdigi menyatakan bahwa kehadiran dan pemanfaatan AI bukanlah untuk menggantikan posisi pekerja manusia. Namun AI di ungkapkannya, harus mampu dimanfaatkan untuk mengoptimalkan hasil pekerja manusia. 

“Kita coba melihat dan membicarakan AI dari perspektif yang berbeda. Bukan sekadar data dan angka, melainkan bagaimana AI bisa dimaknai sebagai alat bantu yang memperkuat manusia,” ujarnya. 

Hal tersebut dijelaskannya, dapat terwujud seiring dengan perkembangan AI dengan pemanfaatannya dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat. Sehingga Menkomdigi menegaskan bahwa perkembangan AI bukanlah sebagai ancaman terhadap tenaga kerja manusia, namun peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Meutya menilai Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang optimis, dalam menghadapi perkembangan AI saat ini. Menkomdigi menuturkan bahwa masyarakat Indonesia telah menunjukkan kesiapannya dalam menerima teknologi baru tanpa rasa takut yang berlebihan. 

“Berdasarkan berbagai survei, Indonesia dinilai sebagai negara yang mampu menerima AI dengan baik, tidak takut, dan itu merupakan pertanda yang baik. Karena itu, AI perlu diwaspadai, tetapi tidak perlu ditakuti,” kata Menkomdigi.